The 2-Minute Rule for reformasi intelijen

, Indonesia masih memiliki banyak sasaran yang bisa menjadi simbol dari eksistensi asing/barat. Kedua

Belum tercapainya stabilisasi politik memberikan kesempatan kepada elit politik untuk tidak menganggap masalah terorisme sebagai ancaman serius. Keempat adalah lemahnya penegakan hukum di Indonesia, bahkan cenderung tidak adil.[one]

Pencarian informasi yang dilakukan oleh intelijen harus dilakukan dengan cerdas, tidak semata menunjukkan kekuasaan, dan tetap menjaga rambu-rambu penghargaan terhadap hak asasi manusia.

Untuk mencegah terulangnya pendadakan strategis perlu dilakukan penguatan terhadap intelijen di Indonesia. Ada beberapa langkah yang dapat ditempuh dalam rangka penguatan intelijen negara.

This textual content examines the complexities surrounding violence by Muslims towards the Ahmadiyya Team in Indonesia in its new period of democracy. Violence emerged in 1998 while in the write-up-Suharto period when some Muslim teams, like Entrance Pembela Islam (FPI), claimed that Ahmadiyya is often a deviant team (aliran sesat) In accordance with Islamic orthodoxy. This submit functions to understand why And the way in which Ahmadiyya grew to become a concentrate on of violent assaults by some Muslim teams in the post-Suharto era by thinking about the increase of Islamic fundamentalist teams through this time of recent-learned religious liberty.

This article will briefly retrace the historical past of Indonesia’s strategic intelligence dynamics because its inception and provide an Examination of the current position of political democratization usually and intelligence reform in particular following 1998.

Perkembangan kelembagaan BIN di bawah kepemimpinan Budi Gunawan dinilai signifikan, terutama dengan penambahan deputi-deputi baru sebagai upaya meningkatkan adaptasi terhadap perubahan lingkungan strategis. Saat ini, BIN memiliki sembilan kedeputian yang berperan penting dalam menjalankan tugasnya.

Biasanya personel intelijen dibekali kemampuan lebih atau dapat dikatakan, orang yang menjadi intelijen ialah orang-orang pilihan terbaik. Kebanyakan mereka berkamuflase lebih hebat sehingga sangat sulit dan bahkan tak terlihat ketika berbaur dengan masyarakat sipil atau berbaur dengan pihak musuh, karena mereka memegang prinsip a thousand include, artinya personel intelijen tersebut memiliki one thousand identitas, yang mana menutupi identitas asli personel intelijen tersebut. Keberhasilan dalam menjalankan tugas yang sangat berat selalu dipundak mereka, yang bisa diibaratkan "berhasil tak dipuji, gagal dicaci-maki, mati tidak diakui".

Hal tersebut juga terkait dengan metode kerja dan kultur intelijen yang ingin dibangun di Indonesia. Kerja intelijen lebih banyak dilakukan secara tertutup sehingga bina jaring menjadi hal yang krusial.

Hal tersebut disebabkan oleh pengertian bahwa intelijen bukan aparat penegak hukum, sehingga jika undang-undang intelijen selalu dikaitkan dengan penegakan hukum, maka kebijakan intelijen tidak mungkin informasi lebih lanjut dapat dijabarkan dengan benar pada tataran operasional.[twelve]

Konflik agraia ini bisa terjadi kapanpun dan biasanya hanya dipicu oleh hal kecil lalu meledak, bahkan bisa menjurus kepada konflik sara.

The civilian-managed Ministry of Defense proposed to President Soekarno to form a strategic intelligence organization by using a “civil character,” which did not come underneath the auspices on the armed forces. In July 1946, protection minister Amir Sjarifuddin experimented with to produce a “

Pelita.Co merupakan portal berita yang menitik beratkan pada akurasi dan ketajaman berita dengan sumber informasi yang terpercaya.

Intelijen bekerja dengan fungsi yang efektif dari lembaga intelijen yang berwujud kemampuan lembaga intelijen mencegah terjadinya kondisi-kondisi yang menghalangi tercapainya kepentingan nasional Indonesia, atau disebut juga dengan pendadakan strategis, melalui penyiagaan dini (

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *